"Prosesnya benar-benar apa ya benar-benar hidup dan mati. Aku ngeden itu dari jam 3 pagi sampai jam setengah 5 pagi. Jadi sebelumnya di ruang sebelah ada yang melahirkan dan mereka gampang banget kayaknya cuma berapa menit udah kedengaran suara bayi," buka Ryana bercerita di kawasan Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/12/2017).
Dia pun sudah sangat percaya diri melahirkan itu mudah. Namun, ketika sudah pembukaan sembilan, saat dia berusaha untuk mengeluarkan sang bayi, bayi dalam kandungannya atak kunjung ke luar.
"Udah ngeden-ngeden kok nggak keluar-keluar ya, bidannya juga semangat sampai kayak kenapa ya, sampai bidannya bilang 'Ini bayinya nggak kelilit tali pusar ya'. Kita sih selama USG nggak pernah kelilit tali pusar. Kayanya kelilit tiap ngeden dia keluar kontraksi hilang, dia naik lagi," ungkapnya.
"Ngedennya udah posisi tengah, miring kiri balik lagi tengah nggak keluar. Sampai bidannya nyerah, dan jam 4 seperempat manggil dokter. Pas dokter datang kayanya langsung cepat aja, langsung didorong sampai bidan naik ke tempat tidur buat didorong-dorong gitu, akhirnya setengah 5 dia keluar," sambung Ryana.
Istri dari Puadin Redi itu pun hampir menyerah. Ryana mengatakan dirinya sangat ingin berteriak, nangis, tapi dia ingat dirinya tak boleh membuang tenaga sia-sia.
Ternyata yang membuat si bayi sulit keluar adalah posisi bayi yang miring dan terlilit tali pusar. Melewati sulitnya melahirkan secara normal, Ryana berharap putri pertamanya itu tumbuh menjadi anak yang saleha.
"Mudah-mudahan jadi anak soleha bisa berguna untuk nusa dan bangsa, orang tuanya, dan orang di sekitarnya," harap Ryana Dea untuk putrinya, Qiandra Rynayra Redi.
(wes/kmb)
Photo Gallery
0 Response to "Ryana Dea Kenang Proses Melahirkan Bak Antara Hidup dan Mati"
Posting Komentar