"Namanya orangtua di ICU, firasat terus ada lah. Saya di ICU dan di rumah sepat menginap si papa tuh sempat ngap-ngapan terus. Kayak nggak ada napas. Itu sudah berasa sebenarnyya. Saya nggak mau berpikir negatif," jelasnya saat ditemui di kediamanya di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Kamis (17/11/2016) malam.
Annisa juga merasa terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Untuk membayar itu semua, selama sang ayah di ICU, Annisa selalu berusa untuk tetap berada di sampingnya.
"Saya selalu nungguin, nginap, jam berapapun saya gedor karena ICU nggak bisa seenaknya masuk kan. Saya gedor kaca bilang ke suster 'Buka sus, saya mau ngomong sama papa' meski cuma lewat kaca," imbuhnya.
Ayahanda Annisa meninggal karena penyakit ginjal dan jantung yang sudah diidapnya selama dua tahun belakangan.
Lima hari selalu menemani sang ayah, baru hari Kamis (17/11) Annisa kembali syuting. Ternyata, hari itu juga sang ayah berpulang ke pangkuan Maha Pencipta untuk selamanya.
"Tapi Alhamdulillah ada kakak saya semuanya. Papa disyahadatin juga, ngikutin juga Alhamdulillah," ujarnya bersyukur.
Detik-detik meninggalnya sang ayah, Annisa hanya bisa berbicara melalui telepon genggam. Di tengah jalan yang macet, Annisa terus berkomunikasi dengan suaminya, Sultan Djorghi.
"Pas di loadspeaker papa lega dan saya bilang 'Pa Nisa ikhlas. Jika itu terbaik buat papa'," tutup Annisa dengan suara lirih.
(pus/wes)
Photo Gallery
0 Response to "Cerita Annisa Trihapsari yang Setia Dampingi Sang Ayah Sebelum Meninggal"
Posting Komentar