Jika Pernikahan Tak Direstui, Anak dan Orangtua Harus Saling Bicara

Jakarta - Sebelum menikah jangan melulu mengatakan soal cinta. Setiap pasangan harus melewati banyak tahap untuk mendapatkan "true love".

"Cinta itu ada tiga tahap, pertama dimana falling in love, passion-nya indah, semua membutakan dalam tanda kutip, semua dilihat indah. Kita melihat sangat butuh dia," jelas psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli saat ditemui di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2016).

Tapi perlu diingat, falling in love tidak selamanya terjadi. Ada juga tahapan dimana rasa cinta mulai pudar dan banyak konflik disebut fall out of love.

"Sampai nanti bisa memecahkan masalah dan lain-lain untuk bikin back in love. Skema true love nantinya makin cinta, true love itu yang bisa melewati masa-masa falling in love, fall out of love, back in love, kembali falling in love dalam masukan positif," tambah Vera.

Orangtua menentang pernikahan si anak dikatakan Vera tidak memberikan efek apapun. Kehadiran cucu, misalnya, bisa menjadi sesuatu yang berarti untuk memperbaiki hubungan orangtua dengan si anak.

"Perbedaan pendapat saja, butuh obrolan mendalam apa sih isunya. Jangan-jangan isunya nggak ada. Apakah si orangtua hanya nggak siap aja melihat si anak dewasa. Ini hanya masalah perbedaan orangtua dan anak, jadi tinggal disamakan (pendapatnya)," tandas Vera.

(pus/mmu)

0 Response to "Jika Pernikahan Tak Direstui, Anak dan Orangtua Harus Saling Bicara"

Posting Komentar